Senin, 23 Maret 2009

Tugas PTAT- Pencemaran Tanah oleh Cromium

Pencemaran Tanah Oleh Kromium

by

Fitri Irvianti
H1E107040

Perkembangan dunia industri banyak memberikan dampak terhadap kehidupan manusia, baik yang positif maupun negatif. Dampak negatifnya adalah dihasilkannya bahan-bahan pencemar yang mengganggu lingkungan. Bahan pencemar yang sering menjadi perhatian adalah ion-ion logam berat. Hal ini disebabkan ion-ion ini bersifat toksik meskipun pada konsentrasi yang rendah (ppm) dan umumnya sebagai polutan utama bagi lingkungan. Ion-ion logam berat seperti ion-ion kromium (III) atau Cr3+ dapat menyebabkan kanker paru-paru, kerusakan hati dan ginjal serta dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mempunyai sifat mudah terakumulasi, yaitu apabila ion-ion ini ada dalam tubuh mahkluk hidup akan mengalami penumpukan dan pada konsentrasi tertentu dapat menimbulkan keracunan.

Kromium adalah suatu logam keras berwarna abu-abu dan sulit dioksidasi meski dalam suhu tinggi. Kromium digunakan oleh industri : Metalurgi, Kimia, Refractory (heat resistent application). Dalam industri metalurgi, kromium merupakan komponen penting dari stainless steels dan berbagai campuran logam. Dalam industri kimia digunakan sebagai :

Cat pigmen (dapat berwarna merah, kuning, orange dan hijau)

Chrome plating

Penyamakan kulit

Treatment Wool

Sumber dari pencemaran krom ini adalah dari limbah yang dibuang ke badan air dan selanjutnya mencemari tanah. Chromium terdapat stabil dalam 3 valensi. Berdasarkan urutan toksisitasnya adalah Cr-O, Cr-III, Cr-VI . Electroplating, penyamakan kulit dan pabrik textil merupakan sumber utama pemajanan kromium ke air permukaan. Limbah padat dari tempat prosesing kromium yang dibuang ke landfill dapat merupakan sumber kontaminan terhadap air tanah. Pembuangan limbah maupun bahan pencemar lain akan mempengaruhi kehidupan dalam air, suatu bahan pencemar dalam suatu ekosistem mungkin cukup banyak sehingga akan meracuni organisme berada disana.

Kromium dapat ditemukan di udara, tanah, dan air setelah rilis dari manufaktur, penggunaan, dan pembuangan dari kromium berbasis produk, dan selama proses manufaktur. Kromium biasanya tidak tetap di udara, tetapi didepositkan ke dalam tanah dan air. Kromium dapat dengan mudah beralih dari satu bentuk lain dalam air dan tanah, tergantung pada kondisi sekarang. Meskipun tidak ada resiko dari pencemaran kromium dalam skala yang besar, namun penyebaran atau perembesan logam kromium ke tanah, atau air dapat mengakibatkan berlebihannya jumlah pencemar krom ini pada sirkulasi biokimia.

Kromium dalam tanah dan air biasanya hadir sebagai trivalent atau hexavalent ion. Trivalen kromium ini dengan lemah dapat larut pada tanah yang bersifat asam kuat dan basa, sedangkan Cr hexavalent larut dalam tanah yang bersifat asam dan basa. Cr (VI) di tanah yang direduksi menjadi Cr (III), yang tersedia tidak baik untuk tanaman. Kromium (VI) memiliki efek yang merugikan pada mikroorganisme tanah karena dapat menurunkan aktivitas biologi mereka. Seperti logam berat lainnya, kromium mempengaruhi aktifitas enzim tanah oleh pengaruh mikroorganisme tanah serta perubahan dimana mereka hidup.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR PUSTAKA

ATSDR. 2008. CHROMIUM. http://www.atsdr.cdc.gov/tfacts7.

Wijanto, S. E. Limbah B3 dan Kesehatan. http://www.google.com.

Wyszkowska, J. 2001. Soil Contamination by Chromium and Its Enzymatic Activity and Yielding. http://www.pjoes.com/pdf/11.1/79-84.pdf.

Tugas PTAT

MEKANISME TIMBAL(Pb) MENCEMARI TANAH DAN AIR TANAH

oleh :

Zahra, Afif, Fitri


Tailing merupakan residu yang berasal dari sisa pengolahan bijih setelah target mineral utama dipisahkan dan biasanya terdiri atas beraneka ukuran butir, yaitu: fraksi berukuran pasir, lanau, dan lempung. Ketika tailing dibuang dalam bentuk bubur, fraksi pasir cenderung mengendap di sekitar titik pembuangan dan lumpur akan mengendap jauh dari titik pembuangan sebagai suspensi dalam waktu lama.

Secara umum pembuangan tailing dilakukan di lingkungan darat yaitu pada depresi topografi atau penampung buatan; sungai atau danau, dan laut. Tailing sering mengandung konsentrasi mineral berharga yang tidak memenuhi syarat untuk diambil pada saat ditambang, tetapi disimpan untuk penggunaan di masa mendatang. Secara mineralogi tailing dapat terdiri atas beraneka mineral seperti silika, silikat besi, magnesium, natrium, kalium, dan sulfida. Dari mineral-mineral tersebut, sulfida mempunyai sifat aktif secara kimiawi, dan apabila bersentuhan dengan udara akan mengalami oksidasi sehingga membentuk garam-garam bersifat asam dan aliran asam mengandung sejumlah logam beracun seperti As, Hg, Pb, dan Cd.

Sisa hasil industri pelapisan logam yang mengandung zat-zat seperti timbal adalah limbah yang sangat beracun terhadap mikroorganisme dan limbah ini dibuang pada permukaan tanah. Seiring dengan siklus hidrologi, ketika hujan turun (presipitasi), logam berat Pb ini akan ikut terinfiltrasi ke dalam tanah dan air tanah.. Semakin besar porositas tanah maka semakin kecil potensi timbal(Pb) meresap ke dalam tanah dan mencemari tanah. Sedangkan jika permeabilitas tanah tinggi maka semakin besar potensi timbal(Pb) mencemari tanah. Peresapannya ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah dan dalam hal ini pun menyebabkan pencemaran tanah

Adanya reaksi kimia yang menghasilkan gas tertentu menyebabkan penimbunan limbah padat ini busuk yang selain menyebabkan pencemaran tanah juga menimbulkan bau di sekitarnya karena tertimbunnya limbah ini dalam jangka waktu lama akan menyebabkan permukaan tanah menjadi rusak dan air yang meresap ke dalam tanah terkontaminasi bakteri tertentu dan berakibat turunnya kualitas air tanah pada musim kemarau oleh karena telah terjadinya pencemaran tanah. Timbunan yang mengering akan dapat mengundang bahaya kebakaran. Kadar timbal yang melebihi ambang batas juga menyebabkan gangguan terhadap bio tanah, tumbuhan, merusak struktur permukaan dan tekstur tanah।

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2008.Pencemaran tanah दान dampaknya.http://www.berbagisehat.com/index.php/news/regional/156-pencemaranTanah dan-dampaknya. html.Diakses tanggal 18 Februari 2009.

Herman, D. Z. 2006. Tinjauan terhadap tailing mengandung unsur pencemar Arsen (As), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd) dari sisa pengolahan bijih logam. http://www.bgl.esdm.go.id/dmdocuments/jurnal20060105.pdf. Diakses tanggal 18 Februari 2009.


Klasifikasi Bakteri - K5

Klasifikasi Bakteri
oleh
K-5

Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain . Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).


1.1 Ciri-Ciri Bakteri

Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu:

  1. Organisme uniselluler

  2. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel)

  3. Umumnya tidak memiliki klorofil

  4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.

  5. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam

  6. Hidup bebas atau parasit

  7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas, kawah atau gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan

  8. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya mengandung peptidoglikan


1.2 Struktur Bakteri

Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:

  1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
    Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan

  2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
    Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.

1.3 Struktur Dasar Sel Bakteri








  1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).

  2. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein.

  3. Sitoplasma adalah cairan sel.

  4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan RNA.

  5. Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan yang dibutuhkan.


2. KLASIFIKASI BAKTERI

    1. PENDAHULUAN

Menyusun suatu sistem yang sistematik di dalam dunia mikroorganisme itu bukan pekerjaan yang mudah. Kesulitan pertama yang kita hadapi adalah menentukan apakah bakteri itu termasuk golongan hewan ataukah termasuk golongan tumbuhan. Lama benar setelah Leeuwenhoek menyelami dunia mikroorganisme, sarjana-sarjana zoology seperti Muller (Deenemarken, 1973) dan Ehrenberg (jerman, 1938) menggolongkan bakteri kepada protozoa. Baru di dalam tahun 1872 timbul pendapat lain. Cohn, seorang sarjana botani bangsa Jerman condong untuk menggolongkan bakteri kepada tumbuhan. Klasifikasi mengenai bakteri disusun olehnya sacara agak lengkap di dalam tahun 1875, dan sejak itu diadakan penyempurnaan, secara berangsur-angsur. Secara praktis istilah klasifikasi sama dengan sistematik, taksonomi.


    1. KESULITAN-KESULITAN YANG KITA HADAPI DALAM PENYUSUNAN SISTEMATIK

Orang dalam mengadakan klasifikasi dengan menggunakan perbedaan-perbedaan atau criteria berdasarkan morfologi dan atau berdasarkan fisiologi. Pada tanaman tinggi dan pada hewan-hewan bertingkat tinggi, pengggolongan itu terutama didasarkan atas sifat-sifat morfologi. Hal itu sukar dilaksanakan terhadap bakteri, sehingga klasifikasi di dalam dunia bakteri itu didasarkan sebagian atas sifat-sifat morfologi dan sebagian atas sifat-sifat fisiologi, termasuk juga sifat-sifat imunologi.

Banyak bakteri yang di bawah mikroskop menunjukkan bentuk morfologi yang sama, akan tetapi sifat-sifat fisiologi mereka dapat berlainan sama sekali. Ada beberapa golongan bakteri yang sama bentuknya, akan tetapi golongan yang satu dapat mencernakan suatu asam amino tertentu, sedang yang lain tidak. Ada pula suatu golongan yang dapat menyebabkan suatu penyakit, sedang golongan yang lain tidak. Maka jelaslah kesukaran kita untuk menetapkan spesies berdasarkan sifat-sifat morfologi saja.

Berdasarkan bentuknnya yang tetap, dindingnya yang kuat, dan adanya kemampuan untuk hidup autotrof (termasuk mengadakan fotosintesis pada beberapa golongan bakteri), maka kita mufakat memasukkan bakteri di dalam golongan tumbuhan. Selanjutnya kongres-kongres internasional antara sarjana-sarjana mikrobiologi membuat ketentuan bersama mengenai taksonomi bakteri dan tata namanya (nomenklatur).


    1. SITEMATIK YANG DIPAKAI SEKARANG

Baik di Eropa maupun di benua lainnya, dan terlebih di Amerika Serikat, sekarang ini banyak digunakan sistematik yang disusun oleh Bergey. Asal-usulnya sebagai berikut.

Oleh Perhimpunan Sarjana Bakteriologi Amerika di dalam tahun 1915 ditunjuk suatu Panitia Penyusun Sistematik Bakteria. Panitia ini memberikan laporan kerja yang terakhir dalam tahun 1920. Akan tetapi laporan itu belum dapat merupakan suatu pedoman yang tegas yang dapat diterima oleh umum. Oleh karena itu dinentuklah panitia baru yang diketuai oleh D.H. Bergey, dan dalam tahun 1923 terbitlah suatu pedoman dengan nama “ Manual of Determinative Bacteriology”, buku ini berangsur-angsur diperbaiki, dan dalam tahun 1947, sepuluh tahun sesudah Bergey meninggal, buku tersebut dikerjakan kembali oleh beberapa orang sarjana serta diterbitkan yang keenam kalinya dengan nama “Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology”. Penerbitnya ialah Williams & Wilkins Co. Baltimore, Maryland, Amerika Serikat. Dalam tahun 1957 diterbitkan edisi ketujuh, yang berbeda banyak dengan edisi keenam.edisi ketujuh ini dicetak kembali tahun 1962, dan buku inilah yang dijadikan pedoman dalam menyusun singkatan sistematik yang disajikan dalam kitab mikrobiologi ini.


    1. KLASIFIKASI BAKTERI MENURUT BERGEY (EDISI ke-7)

Dunia tumbuhan dibagi atas 5 divisi (phylum), yaitu :

Divisi I - Protophyta

Divisi II - Thallophyta

Divisi III - Bryophyta

Divisi IV - Pteridophyta

Divisi V - Spermatophyta

Divisi I Protophyta dibagi atas 3 klas, yaitu :

Klas I - Schizophyceae (ganggang biru)

Klas II - Schizomycetes ( bakteri dan bentuk-bentuk yang serupa)

Klas III - Microtatobiotes ( rickettsia dan virus)

Selanjutnya klas Schizomycetes dibagi ats 10 ordo, yaitu :

Ordo I - Pseudomonadales

Ordo II - Chlamydobacteriales

Ordo III - Hypomicrobiales

Ordo IV - Eubacteriales

Ordo V - Actinomycetales

Ordo VI - Caryophanales

Ordo VII - Beggiatoales

Ordo VIII - Myxobacteriales

Ordo IX - Spirochaetales

Ordo X - Mycoplasmatales

Klas Microtatobiotes dibagi atas 2 ordo, yaitu :

Ordo I - Rickettsiales

Ordo II - Virales

Ordo-ordo tersebut dibbagi-bagi klagi atas sub-ordo dan family sebagai berikut :

Ordo I. Pseudomonadales

Sub-ordo I. Rhodobacteriineae

Famili I - Thiorhodaceae 13 genus 34 spesies

Family II - Athiorhodaceae 2 genus 8 spesies

Family III - Chlorobacteriaceae 6 genus 9 spesies

Sub-ordo II. Pseudomonadineae

Famili I - Nitrobacteriaceae 7 genus 13 spesies

Family II - Methanomonadaceae 3 genus 6 spesies

Family III - Thiobacteriaceae 5 genus 17 spesies

Family IV - Pseudomonadaceae 12 genus 258 spesies

Family V - Caulobacteraceae 4 genus 8 spesies

Family VI - Siderocapsaceae 10 genus 28 spesies

Family VII - Spirillaceae 10 genus 30 spesies

Ordo II. Chlamydobacteriales

Family I - Chlamydobacteriaceae 3 genus 17 spesies

Family II - Peloplocaceae 2 genus 6 spesies

Family III - Crenotrichaceae 3 genus 3 spesies

Ordo III. Hyphomicrobiales

Family I - Hyphomicrobiaceae 2 genus 2 spesies

Family II - Pasteuriceae 2 genus 2 spesies

Ordo IV. Eubacteriales

Family I - Azotobacteraceae 1 genus 3 spesies

Family II - Rhizobiaceae 3 genus 17 spesies

Famili III - Achromobacteriaceae 5 genus 65 spesies

Family IV - Enterobacteriaceae 10 genus 59 spesies

Family V - Brucellaceae 8 genus 42 spesies

Family VI - Bacteroidaceae 5 genus 56 spesies

Family VII - Micrococcaceae 6 genus 43 spesies

Family VIII - Neisseriaceae 2 genus 16 spesies

Family IX - Brevibacteriaceae 2 genus 26 spesies

Family X - Lactobacillaceae 10 genus 92 spesies

Family XI - Propionibacteriaceae 3 genus 13 spesies

Family XII - Corynebacteriaceae 2 genus 55 spesies

Ordo V. Actinomycetales

Family I - Mycobacteriaceae 2 genus 20 spesies

Family II - Actinomycetaceae 2 genus 48 spesies

Family III - Streptomycetaceae 3 genus 158 spesies

Family IV - Actinoplanaceae 2 genus 2 spesies

Ordo VI. Caryophanales

Family I - Caryophanaceae 3 genus 7 spesies

Family II - Oscillosporaceae 1 genus 1 spesies

Family III - Arthromitaceae 2 genus 5 spesies

Ordo VII. Beggiatoales

Family I - Beggiatoaceae 4 genus 18 spesies

Family II - Vitreoscillaceae 3 genus 13 spesies

Family III - Leucotrichaceae 1 genus 1 spesies

Family IV - Achromatiaceae 1 genus 1 spesies

Ordo VII. Myxobacteriales

Family I - Cytophagaceae 1 genus 11 spesies

Family II - Archangiaceae 2 genus 6 spesies

Family III - Sorangiaceae 1 genus 8 spesies

Family IV - Polyangiaceae 4 genus 28 spesies

Family V - Myxococcaceae 4 genus 18 spesies

Ordo IX. Spirochaetales

Family I - Spirochaetaceae 3 genus 11 spesies

Family II - Treponemataceae 3 genus 38 spesies

Ordo X. Mycoplasmatales

Family I - Plasmataceae 1 genus 15 spesies


    1. SIFAT-SIFAT KLAS SCHIZOMYCETES

Klas ini terdiri atas tumbuhan bersel satu. Sel-sel itu kecil benar, kadang-kadang tak tampak dengan mikroskop biasa, ada yang dapat bergerak, ada yang tidak. Tidak jelas adanya inti (eukaryon) seperti yang biasa terdapat pada tanaman tinggi, yang sering terdapat ialah benda-benda yang mengandung kromatin, yaitu bahan kromosom. Inti yang sederhana itu disebut

Prokaryon, kromosom yang terkandung didalamnya berupa suatu utas yang melingkar seperti suatu kolong, tidak mempunyai pasangan, sehingga Schizomycetes itu dapat disebut makhluk-makhluk yang haploid.

Sel-sel ada yang berbentuk seperti bola-bola kecil, ada yang berpa tongkat-tongkat, ada yang bengkok serupa koma, ada pula yang spiral. Sel-sel ada yang hidup sendiri-sendiri, ada yang berkelompok, ada pula yang hidup di dalam kista. Kelompok itu ada yang merupakan bentuk beraturan, ada pula yang tidak beraturan. Ada yang bergandengan merupakan rantai lurus, ada pula yang bercabang menghasilkan sel-sel pembiak yang dapat bergerak ataupun tidak bergerak. Ada spesies yang mempunyai pigmen, dan ada pula yang tanpa pigmen. Pigmen itu ada yang mempunyai fungsi seperti klorofil pada tanaman tinggi, yaitu un tuk menyelenggarakan fotosintesis.

Pembiakan dilakukan secara vegetatif dengan pembelahan diri, sedang beberapa spesies membentuk endospora untuk mengatasi pengaruh buruk dari lingkungan. Myxobacteriales menghasilkan sporokista, sedang pada Borrelomycetaceae terdapat tubuh-tubuh kecil yang berguna sebagai alat pembiak. Bakteri ada yang hidup bebas, autrotof, ada pula yang hidup sebagai saprobe, sebagai parasit dan ada pula yang patogen.

Untuk mengenal kesepuluh ordo dari klas Schizomycetes ini dibuatlah kunci sebagai berikut :


  1. Ordo I. Pseudomonadales

Sel serupa bola, batang lurus atau bengkok, atau spiral. Kadang-kadang bergandengan. Boleh berppigmen kemerahan atau hijau. Tidak dalam trikoma (bentuk benang). Biasanya bergerak dengan flagel yang terminal, kadang tidak bergerak.

  1. Ordo II. Chlamydobacteriales

Sel-sel dalam trikoma yang kerap kali berselubung. Kadang-kadang menghasilkan spora kembar atau spora diam. Selubung dapat berisi hidroksida besi, dan trikoma dapat melekat pada sustarct.

  1. Ordo III. Hyphomicrobiales

Sel berbiak dengan tunas. Dapat melekat pada substrat dengan tangkai. Satu genus mempunyai pigmen untuk foto sintesis ( Rhodomicrobium).

  1. Ordo IV. Eubacteriales

Sel serupa bola atau batang. Tidak dalam trikoma, meskipun dapat bergandengan.

  1. Ordo V. Actinomycetales

Sel kaku dan mungkin tumbuh seperti miselium jamur dengan konidia di udara. Dua genera mempunyai spora yang yterbentuk di dalam spongarium, dan spora dari salah satu genus ini dapat bergerak. Sel-sel tunggal, atau bercabang sederhana, kerap kali tahan asam.

  1. Ordo VI. Caryophanales

Sel dalam trikoma.

  1. Ordo VII. Beggiatoales

Sel kaku, biasanya besar dan mungkin serupa bola atau trikoma. Mungkin ada butir-butir belerang di dalam atau permukaan sel. Bergerak dengan menjulur, bergelombang atau berguling-guling, gerakan putus-putus seperti pada beberapa ganggang biru. Tidak ada flagel.

  1. Ordo VIII. Myxobacteriales

Sel lebih besar atau kecil, tetapi tidak kaku. Sel lemas, kerap kali runcing pada ujung pangkal, bergerak dengan menjalar. Tubuh-tubuh tumbuh pada koloni yang menyebar seperti plasmodium. Berlendir.


  1. Ordo IX. Spirochaetales

Sel berbentuk spiral panjang atau pendek. Bergerak bebas dengan membelok- belokkan tubuh.

  1. Ordo X. Mycoplasmatales

Tak bergerak, sangat pleomorfik dan sangat halus. Ada kalanya dapat lewat saringan.


    1. DESKRIPSI FAMILI DAN GENUS YANG BANYAK DIKENAL

  1. Dari Ordo I Pseudomonadales Diperkenalkan :

  1. Famili Thioehodaceace

Sel dapat berupa bola, serupa telur, serupa batang pendek atau panjang, lurus atau melengkung, atau seperti spiral. Berwarna agak ungu kemerahan sampai merah karena mempunyai bakterioklorofil dan karotinoida. Habitat tempat-tempat terang dan ada sulfida. Beberapa genus dari famili ini ialah:

  • Thiocystis dengan 2 spesies, bentuk kokus tunggal atau dua-dua, menghasilkan belerang

  • Thiospirrillum dengan 5 spesies, bentuk serupa spiral, flagel pada ujung. Menghasilkan butir-butir belerang.

  1. Famili Athiorhodaceae

Sel dapat berupa kokus, basil pendek atau panjang, vibrio, atau spiral. Gram negatif. Flagel pada ujung. Warna kemerahan, ada bakterioklorofil. Tidak menghasilkan belerang.

Spesies-spesies dari famili ini lebih suka hidup di tempat-tempat yang ada cahaya. Mereka kehilangan warna merah jika berada dalam tempat gelap, dan mereka bergerak menuju ke tempat yang cukup terang bagi mereka (fototropisme).

Beberapa genus yang terkenal dari famili ini adalah:

  • Rhodopseudomonas dengan 4 spesies, bentuk kokus atau basil

  • Rhodospirillum dengan 4 spesies, berbentuk spiral, diameter antara 0,5 sampai 1,5 µ, sedang panjangnya 20 sampai 50 µ. Ukuran mengenai besar kecilnya maupun banyak sedikitnya lengkungan bergantung kepada usia bakteri. Pigmen yang biasanya disebut bakteriopurpurin itu ternyata terdiri atas dua bagian, yang pertama berupa bakterioklorofil yang memegang peranan dalam fotosintesis, sedang bagian kedua berupa pigmen yang berwarna merah yang belum kita ketahui fungsinya. Telah terbukti, bahwa sinar merah dan infra merah lebih menguntungkan bagi kegiatan bakteri ini daripada sinar-sinar lain yang bergelombang lebih pendek.

  1. Famili Chlorabacteriaceae

Sel berupa batang, berwarna hijau. Mengadakan fotosintesis jika ada hidrogen sulfida. Genus yang terkenal ialah Chlorobium dengan 2 spesies, basil, anaerob, dapat menghasilkan belerang, tetapi tidak untuk disimpan di dalam sel.

  1. Famili Nitrobacteriaceae

Kokus, basil atau spiral. Flagel tidak selalu ada. Gram negatif. Merupakan pembentuk nitrit atau nitrat. Tanpa endospora. Habitat tanah dan air tawar. Genus yang terkenal sebagai penyusun nitrit adalah:

  • Nitrosomonas, sel-sel bulat panjang, hidup bebas.

  • Nitrosoccccus, bentuk serupa bola, penghuni tanah, hidup bebas.

  • Nitrosocystis, sel-sel berkelompok dan dipersatukan oleh suatu selaput.

  • Nitrosogloea, sel-sel berkelompok dalam lendir.

  • Nitrosospira, sel serupa spiral, hidup bebas.

Genus yang terkenal sebagai penyusun nitrat ialah:

  • Nitrobacter, sel serupa batang-batang kecil, tidak berkelompok.

  • Nitrocystis, basil-basil kecil yang berkelompok.

  1. Famili Methanomonadaceae

Sel serupa batang, ada yang berflagel. Gram negatif. Autotrof. Habitat tanah dan air rawa-rawa. Genus yang terkenal dari famili ini adalah:

  • Methanomonas; genus ini dapat mengoksidasi metan.

  • Hydrogenomonas; genus ini dapat mengoksidasikan hidrogen.

  1. Famili Thiobacteriaceae

Sel berupa kokus, basil atau vibrio. Mengokidasikan belerang. Tidak berwarna. Habitat tempat-tempat yang mengandung hidrogen sulfida. Genus yang terkenal ialah:

  • Thiospira, berupa spiral yang panjangnya sampai 50µ.

  • Thiobacillus dengan 9 spesies, terkenal sebagai bakteri denitrifikan.

  • Thiobacillus thiooxidans, autotrof, dapat mengoksidasikan belerang dan sulfat belerang menjadi asam belerang. Dengan hidup dalam lingkungan yang pH-nya kurang daripada 1, sedang pH yang optimum ialah antara 2 sampai 3,5.

  1. Famili Psseudomonadaceae

Sel berupa batang lurus, kadang-kadang serupa bola. Bergerak dengan flagel yang terdapat pada ujung. Jumlah flagel satu atau lebih. Beberapa spesies tidak bergerak. Gram positif. Habitat tanah atau air tawar dan air laut. Banyak spesies hidup sebagai parasit pada tanaman, tidak begitu banyak pada hewan. Genus yang banyak dikenal adalah:

  • Pseudomonas dengan 149 spesies dan 11 spesies tambahan, berpigmen hijau muda atau hijau tua. Pigmen meresap ke dalam medium. Biasanya penghuni tanah atau air. Pseudomonas aeruginosa kadang-kadang kedapatan di dalam luka pada hewan atau manusia. Bakteri ini menyebabkan timbulnya nanah yang kebiru-biruan. Beberapa spesies yang lain menyebabkan penyakit pada tanaman.

  • Xanthomonas dengan 60 spesies dan 3 spesies tambahan. Banyak di antara spesies-speseies ini hidup sebagai parasit pada tanaman.

  • Acetobacter dengan 7 spesies, penghasil asam cuka.

  • Photobacterium dengan 4 spesies, saproba pada ikan, daging yang sudah busuk; menghasilkan cahaya.

  • Halobacterium, suka tumbuh di tempat-tempat yang kadar garam dapurnya tinggi.


  1. Famili Caulobacteraceae

Sel berupa batang, lurus atau bengkok. Dalam fase mengembara, sel-sel mempunyai flagel. Dalam fase diam, sel-sel bertangkai. Tangkai melekat pada suatu substrat. Gram negatif. Pembiakan secara tranversal. Habitat air tawar dan air laut. Genus yang banyak dikenal ialah:

  • Caulobacter, sel yang muda mengembara, flagel monotorik. Sel dewasa melekat pada suatu tanaman di dalam air dengan suatu tangkai.

  • Gallionella dengan 5 spesies, sel serupa gerinjal, tangkai berbelit-belit. Penimbun oksida besi. Gallionella ferruginea banyak kedapatan di perairan.

  1. Famili Siderocapsaceae

Sel serupa bola, bulat-panjang, atau serupa batang. Berkelompok dalam lendir yang mengandung besi atau mangan. Banyak bakteri besi masuk dalam famili ini. Genus yang terkenal ialah:

  • Siderocapsa, penghuni air tawar.

  • Siderococcus, sel berbentuk bola.

  • Siderobacter, bentuk sel serupa batang.

  1. Famili Spirillacea

Sel bengkok, flagel kebanyakan monotrik. Habitat perairan atau sebagai parasit, patogen pada hewan dan manusia. Genus yang banyak dikenal ialah:

  • Vibrio dengan 37 spesies. Saproba, parasit atau patogen. Vibrio comma dengan flagel yang monotrik adalah penyebab penyakit cholera asiatica.

  • Desulfovibrio dengan 3 spesies. Pleomorfik, anaerob. Desulfovibrio desulfiricans terkenal sebagai bakteri denitrifikan.

  • Methanobacterium, anaerob, autotrof atau heterotrof, menghasilkan gas metan .

  • Cellvibrio dengan 4 spesies, pengurai selulosa.

  • Cellofalcicula dengan 3 spesies; sel bengkok dan meruncing pada kedua ujung. Penghuni tanah, pengurai selulosa.

  • Spirillum dengan 9 spesies, lofotrik, aerob, saproba atau patogen. Spirillum volutans adalah bakteri yang paling besar di antara spiril; mengandung butir-butir volutin dalam sitoplasma. Spirillum minus dapat menimbulkan penyakit yang disebut ‘demam akibat gigitan tikus’.


  1. Dari Ordo II Chlamydobacteriales Diperkenalkan:

  1. Famili Chlamydobacteriaceae

Sel-sel merupakan trikoma yang berselubung. Trikoma tanpa cabang atau dengan cabang semu. Selubung berisi besi atau mangan. Kebanyakan menetap pada suatu substrat tanpa tangkai. Habitat air tawar; beberapa spesies terdapat juga di laut. Genus yang banyak dikenal ialah:

  • Sphaerotilus dengan 3 spesies, trikoma dengan percabangan semu. Selubung dapat mengandung besi. Penghuni air tawar. Berbiak dengan konidia. Konidia dihasilkan oleh ujung trikoma. Setelah lepas dari selubung, konidia mengembara dengan flagel sampai mendapatkan substrat baru.

  • Leptothrix dengan 12 species; trikoma silindris, selubung dapat mengandung besi atau mangan. Penghuni air tawar.

  1. Famili Crenotrichaceae

Trikoma menempel pada substrat. Selubung tipis. Tidak bercabang atau dengan cabang semu. Selubung dapat mengandung besi atau mangan. Habitat air tawar dan air laut. Genus yang terkenal ialah:

- Crenothrix; ujung trikoma membesar. Sel-sel bulat panjang sampai silindris. Terdapat di persediaan-persediaan air.

- Clonothrix; trikoma meruncing pada ujung. Ujung trikoma menghasilkan konidia.



3. Ordo III Hyphomicrobiales (ordo baru, 1953) Terdiri Atas:

a. Famili Hyphomicrobiaceae

Sel serupa benang-benang yang berhubung-hubungan. Ujung benang menghasilkan sel-sel baru yang mengembara. Gram negatif. Habitat air tawar, lumpur-lumpur kubangan. Genus yang terkenal ialah:

- Hyphomicrobium, heterotrof, terdapat sebagai penghuni tanah dan perairan.

- Rhodomicrobium, tidak bergerak, koloni berwarna jingga.

b. Famili Pasteuriaceae

Sel serupa buah apokat atau jambu, bertangkai; pembiakan dengan tunas atau dengan pembelahan diri secara memanjang ; famili ini masih perlu penelitian lebih lanjut. Genus yang terkenal ialah Pasteuria, sel serupa batang, merupakan rumpun, tidak berwarna, parasit pada Crustacea.


4. Ordo IV Eubacteriales

  1. Famili I. Azotobacteriaceae

Sel serupa batang, bola atau telur. Tak mempunyai endospora. Gram negatif. Aerob. Dapat mengikat N2 bebas. Habitat tanah.

Genus yang terkenal ialah Azotobacter dengan 3 spesies, penting dalam penyuburan tanah. Azotobacter chroococcum; aerob, hidup bebas dalam tanah, terkenal sebagai pengikat N2, terdapat di mana-mana.

  1. Famili II. Rhizobiaceae

Basil, tidak berspora. Flagel peritrik; beberapa spesies tidak bergerak. Gram negatif. Aerob,simbion atau pathogen.

Genus yang terkenal ialah:

- Rhizobium dengan 6 spesies. Pengikat N2, bersimbiosis dengan akar kacang-kacangan, missal Rhizobium leguminosarum.

- Agrobacterium dengan 7 spesies. Beberapa di antaranya Merupakan pathogen pada tanam-tanaman, missal Agrobacteriu tumefaciens menyebabkan kutil – kutil pada tumbuhan.

- Chromobacterium dengan 4 spesies, penghuni tanah dan air, menghasilkan warna ungu.

  1. Famili III. Achromobacteria

Basil, tidak pleomorfik. Bergerak atau diam. Gram negative. Zat warna tidak dilepas ke dalam medium.

Genus yang terkenal ialah :

  • Alcaligenes dengan 6 spesies. Berpigmen kuning, saprobe dalam usus vertebrata, air susu Alcaligenes viscolactis menyebabkan timbulnya benang-benang pada usus.

  • Flavobacterium dengan 26 spesies, pigmen kuning, jingga atau merah. terdapat didalam tanah dan air. Pigmen tidak meresap kedalam medium.

  • Agarbacterium dengan 12 spesies, terdapat dalam tanah, air tawar, dan pada ganggang laut yang telah membusuk.

  • Beneckea dengan 6 spesies, dapat mencernakan kitin.

  1. Famili IV. Enterobacteriaceae

Basil, bergerak dengan flagel yang peritrik atau tidak bergerak. Gram negative. Menguraikan glukosa dengan menghasilkan gas.

Genus yang terkenal ialah :

  • Escherichia dengan 4 spesies, ada yang berwarna, ada yang tidak. Saprobe, Escherichia coli terkenal sebagai penghuni kolon (usul tebal).

  • Aerobacter dengan 2 spesies, saproba dalam usus vertebrata atau hidup bebas di alam. Aerobacter aerogenes terdapat sebagai saprobe dalam usus.

  • Klebsiella dengan 3 spesies, saproba atau pathogen pada hewan dan manusia. Klebsiella pneumonia kedapatan pada alat-alat pernapasan.

  • Erwinia dengan 17 spesies, saprobe atau pathogen pada tanam-tanaman. Erwinia amylovora terkenal sebagai penyebab penyakit “bonyok” pada buah-buahan.

  • Serratia dengan 5 spesies, ada pigmen merah, saprobe, ada juga yang tidak berwarna. Serratia marcescens terdapat di mana – mana.

  • Proteus dengan 5 spesies, saprobe atau patogen. Proteus vulgaris bisa kedapatan dalam makanan yang sudah basi.

  • Salmonella dengan 10 spesies, patogen. S. typhosa menyebabkan penyakit tipus perut (typhus abdominalis). Klasifikasi Salmonella lebih lanjut didasarkan atas sifat-sifat serologic, imunologik. S. pullorum pathogen dalam perut ayam.

  • Shigella dengan 8 spesies, banyak yang patogen. S. dysentriae, S. paradysentriae dan S. sonnei menyebabkan penyakit disentri.

  1. Famili V. Brucellaceae

Kokus atau basil, kecil, tunggal atau bergandeng-gandeng. Bergerak atau diam. Patogen, terdapat dilapisan lender manusia dan hewan. Famili ini terkenal juga sebagai famili Parvobacteriaceae.

Genus yang terkenal ialah :

  • Pasteurella dengan 9 spesies, Gram negatif, banyak sebagai parasit, atau patogen pada manusia dan hewan. P. tularensis menyebabkan tularemia (semacam sampar) pada manusia dan hewan.

  • Brucella dengan 3 spesies, mempunyai kapsula. Parasit atau patogen pada hewan dan manusia. B. abortus menyebabkan penyakit brucellosis.

  • Haemophilus dengan 15 spesies, banyak yang patogen bagi manusia dan hewan . H. influenzae disangka turut menyebabkan penyakit influenza.

  • Bordetella pertussis adalah penyebab batuk rejan.

  • Actinobacillus dengan 5 spesies, patogen pada hewan dan manusia.

  • Noguchia dengan 3 spesies, sering kedapatan pada selaput mata manusia dan hewan.


  1. Famili VI. Bacteroidaceae

Basil, umumnya kecil. Anaerob, kadang-kadang mikroaerofil. Gram negatif. Kebanyakan patogen dalam usus dan lapisan lender.

Genus yang banyak dikenal ialah :

  • Bacteroides dengan 30 spesies, anaerob, patogen pada manusia dan hewan.

  • Streptobacillus, anaerob, parasit atau patogen pada mamalia dan rodentia.

  1. Famili VII. Micrococcaceae

Sel yang tunggal berbentuk bola. Tidak berspora. Pembiakan menurut 2 atau 3 arah, ada juga yang menurut satu arah merupakan streptokokus, ada pula yang tidak berhubung-hubungan. Gram variabel.

Genus yang terkenal ialah :

  • Micrococcus dengan 16 spesies, saprobe, jarang-jarang patogen. Berkelompok tidak beraturan.

  • Staphylococcus dengan 2 spesies, Gram positif, kelompok serupa untaian, warna kuning. Saprobe atau patogen. Staphylococcus aureus kedapatan pada kulit, selaput lender, bisul – bisul dan luka-luka.

  • Gaffkya dengan 2 spesies, patogen pada hewan dan manusia.

  • Sarcina dengan 10 spesies, berkelompok serupa paket, ada yang berwarna. Saprobe atau semi-parasit. Sarcina lutea berpigmen kuning.

  1. Famili VIII. Neisseriaceae

Kokus, dua-dua atau berkelompok tidak beraturan. Tidak bergerak. Gram – negative. Parasit atau patogen.

Genus yang terkenal ialah :

  • Neisseria dengan 10 spesies, diantaranya N. gonorrhoeae, penyebab penyakit kelamin, dan N. meningtidis penyakit radang selaput otak.

  • Veillonella dengan 6 spesies, parasit dan patogen.

  1. Famili IX. Brevibactericiae

Basil, tidak berspora. Gram positif. Merah, kuning atau coklat. Habitat tanah , air tawar, air asin, sampah-sampah.

Genus yang banyak dikenal ialah Brevibacterium dengan 23 spesies, saproba, aerob dan anaerob fakultatif.

  1. Famili X. Lactobacillaceae

Basil atu kokus yang bergandeng-gandengan atau merupakan tetrad. Gram positif . umumnya saproba. Beberapa spesies patogen.

Genus yang terkenal ialah :

  • Diplococcus pneomoniae, penyebab radang paru-paru peneumonia.

  • Sterptococus dengan 19 spesies, saprobe atau parasit. S. lactis dan S. Cremoris penting dalam pembuatan keju dan mentega.

  • Leuconostoc dengan 3 spesies, saprobe. L. dextranicum dan L. citrovorum berguna untuk memberikan aroma kepada mentega dan keju.

  • Lactobacillus dengan 11 spesies, di antaranya L. lactis, L acidophilus, keduanya menghasilkan sedikit asam dari fermentasi gula. L. casei digunakan dalam pembuatan keju.

  • Eubacterium dengan 20 spesies, saprobe atau patogen. Banyak kedapatan dalam usus. Genus yang lain seperti catenabacterium banyak hidup sebagai saproba dalam usus.

  1. Familia XI. Propionibacteriaceae

Basil tak bergerak, tidak berspora. Mungkin pleomorfik. Gram positif. Ada yang berpigmen coklat. Genus yang terkenal ialah Propionibacterium dengan 11 spesies, penghasil asam propionat.

  1. Famili XII. Corynebacteriaceae

Kebanyakan basil yang diam. Gram positif. Aerob, mikroaerofil sampai anaerob. Mengubah nitrat menjadi nitrit.

Genus yang terkenal ialah Corynebacterium dengan 33 spesies, diantaranya ada yang parasit dan patogen pada tumbuhan dan manusia. Corynebacterium diphtheriae menyebabkan penyakit tenggorokan dipteri.

  1. Famili XIII. Bacillaceae

Basil, kadang-kadang streptobasil, membentuk endospora. Flagel peritrik, atau tanpa flagel. Gram positif, variabel dan negatif. Parasit atau patogen terutama pada insekta.

Genus yang terkenal ialah :

  • Bacillus dengan 25 spesies, bergerak, flagel peritrik. Endospora di tengah atau di ujung sporangium. B. subtilis menghasilkan antibiotik basitrasin dan subtilin. B. anthracis menyebabkan penyakit antraks. B. stearothermorphilus hidup subur dalam suhu 650 C. B. meganterium adalah saprobe yang terdapat dimana-mana. B. cereus hidup sebagai saprobe, kadang-kadang juga sebagai pathogen

  • Clostridium terdapat 93 spesies, anaerob, saprobe, parasit pathogen. Terdapat di tanah, usus manusia dan hewan. C. pasteurianum penghuni tanah yang dapat mengikat N2 bebas. C. botulinum, saprobe pada makanan basi, mengasilkan racun. C. tetani penyebab tetanus (kejang-rahang), C. perfringerns menyebabkan busuknya luka.


5. Ordo V. Actinomycetales

Ordo ini diduga merupakan pendahulu dari golongan jamur. Sel-sel panjang, ada kecenderungan untuk bercabang. Saproba atau pathogen. Habitat tanah. Ordo ini terdiri atas 4 famili, yaitu :

  1. Famili Mycrobacteriaceae

Sel berupa batang-batang halus, lurus atau sedikit bengkok, tahan asam, tidak bergerak, tidak mempunyai konidia. Aerob, saproba, parasit atau pathogen. Genus yang terkenal ialah :

  • Mycrobacterium dengan 13 spesies, diantaranya ialah M. tuberculosis, M. leprae keduanya pathogen pada manusia; M. bovis, pathogen pada lembu, dan M. avium, pathogen pada unggas.

  • Mycococcus dengan 6 spesies. Sel-sel serupa kokus, Gram positif, aerob, penghuni tanah. M. citreus, M. flavus, M. luteus, masing-masing berpigmen.


  1. Famili Actynomicetaceae

Berbentuk miselium yang semula tidak bersekat. Membentuk konidia pada hifa yang menegak. Saproba parasit, atau pathogen. Genus yang terkenal ialah :

  • Nocardia dengan 45 spesies, aerob, pathogen. Genus ini dapat menggunakan lilin, fenol dan kresol sebagai sumber tenaga. N. madurae menyebabkan borok pada kaki.

  • Actinomyces, pathogen pada hewan dan manusia. A. bovis menyebabkan actinomycosis pada lembu (bengkak rahang). A. isrelii pathogen pada manusia.

  1. Famili Streptomycetaceae

Konidia terbentuk pada sporofora. Umumnya saproba, sedikit sekali yang parasit. Genus yang terkenal ialah Streptomyces dengan 150 spesies. Genus ini terkenal karena menghasilkan antibiotik. Misal, S. griseus menghasilkan streptomisin, S. aureofaciens menghasilkan auremisin, S. venezuelae menghasilkan kloromisetin (kloramfenikol).

  1. Famili Actinoplanaceae

Berbentuk miselium, spora terbentuk didalam sporangium. Spora mengembara atau diam. Habitat tanah dan air. Genus yang terkenal ialah Actinoplanes dan Streptosporangium, keduanya saprobe dalam tanah.


  1. Ordo VI. Caryophanales

Bentuk trikoma, tidak ada selubung. Saproba dalam air, sampah-sampah, atau parasit dalam usus vertebrata dan insekta. Ordo ini terdiri atas 3 famili, yaitu Caryophanaceae, Oscillosporaceae, dan arthromitaceae, berturut-turut dengan 3, 1, 2 spesies.


  1. Ordo VII. Beggiatoales

Bentuk trikoma tunggal atau berkelompok tiga. Tak berflagel. Ada spesies yang bergerak dengan menjulur, berguling-guling. Kerap kali ada butir-butir belerang. Habitat air tawar, air laut, pada ganggang. Keempat family yang masuk dalam ordo ini ialah :

  1. Famili Beggiatoaceae

Terdiri atas 4 genus dengan 18 spesies, mempunyai bentuk seperti benang yang ujungnya dapat bergerak. Tak ada konidia. Pembiakan dengan potongan-potongan benang. Dalam famili ini banyak spesies bakteri-belerang. Genus yang terkenal ialah :

  • Beggiatoa dengan 6 spesies, diantaranya Beggiatoa alba banyak terdapat dalam air kotor yang tergenang, menempel pada sampah-sampah atau tanaman air, merupakan lapisan yang berwarna keabu-abuan.

  • Thiothrix dengan 7 spesies, umumnya penghuni air tawar, air laut.

  1. Famili Vitreoscillaceae

Trikoma tidak berwarna, penghuni perairan yang tenang, terdiri atas 3 genus dengan 13 spesies.

  1. Famili Leucotrichaceae dengan 1 genus Leucothrix, penghuni air tawar, air laut, yang mengandung sisa-sisa zat organic yang berasal dari ganggang.

  2. Famili Achromatiaceae, terdapat dalam air tawar dan air laut, belum banyak dikenal. Famili ini terdiri atas 1 genus Achromatium.


  1. Ordo VIII. Myxobacteriales

Ordo ini terdiri atas 5 famili dengan 12 genus yang mencakup 71 spesies, kebanyakan hidup sebagai saproba, dapat menghasilkan lendir sehingga masing-masing tetap berkelompok. Kelompok ini dapat bergerak perlahan-lahan. Makin bertambah usia, makin banyak lendir yang dihasilkannya. Bakteri yang ada di dalam kelompok itu berbentuk batang lemas, tidak mempunyai flagel, namun dapat bergerak sediki-sedikit. Kelompok lendir yang berisikan ribuan bakteri ini menyerupai plasmodium (malaria), sehingga untuknya seringkali diberikan nama pseudoplasmodium (pseudo = semu). Di dalam bentuk kelompok ini, bakteri dikatakan di dalam fase mengembara. Fase ini diikuti dengan fase pembiakan; prosesnya sangat mengasyikan. Jika kelompok lendir itu sudah cukup usia, maka terjadilah pembagian kelompok atas kelompok-kelompok kecil. Kelompok-kelompok kecil ini menjulang ke atas dengan suatu tangkai, dan tangkai itu tetap berdiri di atas induk-kelompok lendir. Kelompok kecil yang betangkai ± 1 mm ini berbentuk bola; ada juga yang bentuknya tidak beraturan. Tangkai tidak berisi bakteri, tetapi kelompok bola yang diatasnya itu penuh dengan bakteri. Bola-bola itu seakan-akan merupakan “buah” yang oleh beberapa sarjana disebut juga kista (cysta). Warna, bentuk, dan besar kecilnya buah tersebut berbeda-beda; hal ini bergantung kepada spesies. Banyak spesies yang berwarna kuning jingga atau merah.

Jika buah atau kista itu matang, maka sel-sel yang ada di dalamnya menjadi pendek-pendek, bahkan pada beberapa spesies sel-sel itu sampai serupa bola-bola kecil. Lendir menjadi kering juga. Maka setelah beberapa lama dalam keadaan demikian, sel-sel bertebaran karena angina tau air hujan. Di tempat baru sel-sel tersebut memulaikan kehidupan baru. Tempat yang mereka sukai ialah kayu-kayuan yang lapuk, jamur, atau kotoran hewan. Spesies yang hidup sebagai parasit juga ada, misalnya Polyangium parasiticum pada ganggang hijau Cladaphora. Contoh yang lain ialah Podangium lichenocolum; spesies ini hidup sebagai parasit pada Lichenes.

Ada satu genus cytophaga yang dapat mencernakan selulosa dan agar-agar. Chytophaga columnaris dapat menimbulkan penyakit pada ikan.


  1. Ordo IX. Spirochaetales

Ordo ini terdiri atas 2 famili dengan 6 genus yang mencakup 49 spesies. Ada beberapa spesies yang patoggen pada hewan dan manusia. Bakteri dari ordo ini berupa batang yang melingkar-lingkar seperti spiral. Semula orang menyangka spiral ini tidak mempunyai falgel, akan tetapi penyelidikan dengan mikroskop electron menunjukkan adanya flagel yang amfitrik.

Banyak spesies yang tidak dapat diwarnai dengan cara yang biasa; untuk mengamatinya diperlukan mikroskop yang berlatar –belakang gelap. Beberapa spesies layak juga dimasukkan dalam golongan protozoa, mengingat cara bergeraknya, akan tetapi mengingat sifat – sifatnya yang lain, diantaranya adalah pembelahan secara tranversal, menyebabkan Spirochaetales ini digolongkan kepada tumbuhan. Kedua famili yang masuk dalam ordo ini adalah :

  1. Famili Spirochaetaceae dengan genus baku Spirochaeta. Banyak spesies dari famili ini hidup sebagai saprobe di dalam air di selokan – selokan. Beberapa spesies yang lain hidup sebagai parasit di dalam usus Molluska yang berkatup dua.

  2. Famili Treponemataceae: Banyak spesies dari family ini hidup sebagai parasit dan pathogen pada Vertebrata, di anataranhya ada yang menyebabkan penyakit kelamin pada manusia. Famili ada yang menyebabkan penyakit kelamin pada manusia.

Famili ini terdiri dari 3 genus, yaitu :

  • Borrelia dengan 28 spesies, diantaranya ialah B. novyi dan B. recurrentis yang menyebabkan penyakit demam berulang, sedang B. vincentii menyebabkan penyakit tenggorokan ( Vincent’s argina).

  • Treponema dengan 8 spesies, diantaranya ialah T. pallidum yang menyebabkan penyakit sfilis, T. pertenue yang menyebabkan penyakit patek atau puru (framboesia).

  • Leptospira mempunyai lengkungan – lengkungan yang lebih halus daripada Treponema, ujung – ujungnya serupa kail. L. icterohaemorrhagiae menyebabkan penyakit weil, suatu penyakit kuning. Penyakit ini banyak diderita oleh pekerja – pekerja tambang yang tempatnya selalu lembab. Urine tikus liar yang kejangkitan Leptospira mengandung bakteri ini.






Gambar 1. Spesies – spesies bakteri pathogen yang banyak terdapat di Indonesia






























Gambar 2. Berbagai spesies bukan pathogen dari berbagai Ordo





  1. ORDO X. MYCOPLASMATALES

Sangat pleomorfik, mudah sekali rusak, tidak bergerak, tidak berspora. Gram negatif. Saproba ada juga yang pathogen. Ordo ini terdiri atas 1 famili dengan1 genus.

Famili Mycoplasmataceae : merupakan koloni – koloni yang kecil jika ditumbuhkan dalam medium buatan. Sifat – sifat lebih terperinci masih perlu diselidiki. Genus yang sudah dikenal ialah Mycoplasma dengan 15 spesies, diantaranya M. mycoides yang dapat menyebabkan pleuropneumonia pada hewan; M. hominis yang dapat mengganggu kesehatan manusia.

Kemajuan di bidang Biologi Molekul menyebabkan timbunlnya pendapat baru, yaitu untuk membagi makhluk hidup atas dunia prokaryota dan dunia Eukaryota, yang pertama mempunyai bahan inti AND yang tersebar, sedang yang kedua mempunyai bahan inti AND yang terwadahi dalam suatu organ berdinding yang lazim disebut inti.

Untuk dapat mengadakan identifikaasi suatu bakteri, orang harus membaca dahulu buku pegangan agar mengenal prosedur pengamatannya secara makroskopik maupun secara mikroskopik, pula urutan – urutan pengadaan uji- uji fisiologik bakteri yang akan diidentfkasi. Setelah data terkumpul, yaitu ciri - ciri mengenai morfologi dan fisiologi bakteri yang bersangkutan, barulah buku pegangan dibaca lagi.


    1. KELOMPOK UTAMA BAKTERI BERDASARKAN BERGEY’S MANUAL EDISI KE-8

  1. Kelompok 1 : Bakteri Fototrofik

Ciri-ciri :

  • Bentuk sel bulat, batang, vibrio, atau spiral.

  • Gram negatif .

  • Perkembangbiakan dengan pembelahan biner.

  • Bergerak dengan flagella atau nonmotil.

  • Fotosintetik.

  • Bakterioklorofil.

  • Berpigmen.

  • Habitat di lingkungan akuatik.

Contoh : Thiospirillum sp., Chromatium sp.


  1. Kelompok 2 : Bakteri Luncur

Ciri-ciri :

  • Bentuk sel batang, bola atau filamen.

  • Gram negatif.

  • Motil

  • Sel-sel dapat terbenam dalam lendir.

  • Beberapa membentuk tubuh buah.

  • Habitat di tanah, bahan tumbuhan membusuk, lingkungan akuatik.

Contoh : Cytophagales

  1. Kelompok 3 : Bakteri Berselongsong

Ciri-ciri :

  • Sel terbungkus dalam selongsong.

  • Bentuk sel batag, atau seperti filmen.

  • Motil.

  • Gram negatif.

  • Beberapa membentuk pelekap ( dasar penghisap) yang digunakan untuk menempelkan diri pada permukaan.

  • Habitat di lingkungan akuatik dan lumpur.

Contoh : Sphaerotilus, Leptothrix, Cladothrix, Crenothrix


  1. Kelompok 4 : Bakteri kuncup dan/atau bakteri berapendiks

Ciri-ciri :

  1. Sel dengan prosteka atau pelekap.

  2. Perbanyakan dengan berkuncup dan membelah.

  3. Motil karena flagela kutub atau nonmotil.

  4. Bentuk sel bola, oval, ginjal, batang dengan ujung meruncing, beberapa menunjukkan pertumbuhan seperti hifa ( filament).

  5. Habitat di tanah, lingkungan akuatik.

Contoh : Hyphomirobium.


  1. Kelompok 5 : Bakteri Spiroket

Ciri-ciri :

  • Dinding sel lentur (tidak kaku).

  • Morfologi sel langsing terpilin (spiral).

  • Perbanyakan dengan pembelahan melintang.

  • Motil.

  • Banyak spesies gram negatif.

  • Habitat di tanah dan lingkungan akuatik.

  • Patogenesitas.

Contoh : Treponema pallidum


  1. Kelompok 6 : Bakteri Spiral dan Lengkung

Ciri-ciri :

  • Dinding sel kaku.

  • Bentuk sel batang terpilin-pilin.

  • Motil karena flagella.

  • Gram negatif.

  • Habitat di lingkungan akuatik, organ-organ reproduktif, saluran pencernan, dan rongga mulut hewan ( termasuk manusia).

  • Patogenesitas.

Contoh : Campylobacter fetus.


  1. Kelompok 7 : bakteri batang dan kokus aerobik gram negatif

Ciri-ciri :

  • Morfologi sel batang, lonjong, bola, dimensi khas untuk bakteri.

  • Motil karena flagella atau nonmotil.

  • Aerobik.

  • Gram negatif.

  • Beberapa dapat menambat nitrogen dari udara, dapat mengoksidasi senyawa berkarbon satu, dapat menghancurkan berbagai macam senyawa.

  • Habitat di tanah, lingkungan akuatik, dan air asin.

  • Patogenesitas.

Contoh : Brucella dan Francisella tularensis.


  1. Kelompok 8 : Batang anaerobik Fakultatif Gram negative

Ciri-ciri :

  • Morfologi sel batang pendek.

  • Motil, flagella secara merata tersebar diseluruh permukaan sel atau nonmotil.

  • Anaerobic fakultaif.

  • Habitat di lingkungan akuatik, tanah , makanan, air seni, tinja.

  • Patogenesitas.

Contoh : escherichia coli, salmonella sp.


  1. Kelompok 9 : Batang gram negatif anaerobik

Ciri-ciri :

  • Morfologi sel batang,lurus, atau lengkung, memperlihatkan banyak sekali pleomorfisme.

  • Motilitas, beberapa spesies nonmotil.

  • Anaerob obligat.

  • Habitat di rongga-rongga alamiah pada manusia dan hewan, juga saluran pencernaan serangga.

  • Patogenesitas.

Contoh : Desulfovibrio, Succinivibrio, Butyrivibrio, Selenomonas


  1. Kelompok 10 : Kokobasilus dan kokus gram negative

Ciri-ciri :

  • Morfologi sel : kokus, berpasangan (diplokokus),beberapa kokobasili (batang-batang pendek),terdapat tunggal dan berpasangan.

  • Nonmotil.

  • Gram negatif.

  • Aerobik.

  • Habitat di saluran lendir manusia dan hewan.

  • Patogenesitas.

Contoh : Neisseria gonorrhoeae dan Neisseria meningitidis.


  1. Kelompok 11 : Bakteri anaerobik gram negative

Ciri-ciri :

  • Morfologi sel sngat kecil sampai sel-sel bulat yang lebih besar.

  • Nonmotil.

  • Anaerobik.

  • Habitat di saluran pernafasan dan pencernaan manusia dan hewan.

  • Parasitik.

Contoh : Veillonella


  1. Kelompok 12 : bakteri kemolitotrofik gram negatif

Ciri-ciri :

  • Autotrofik.

  • Morfologi sel : bulat, batang, spiral, membran berlapis banyak pada beberapa spesies.

  • Motil karena flagella atau nonmotil.

  • Habitat di tanah, limbah, lingkungan akuatik, lingkungan alamiah yang banyak mengndung belerang, besi atau mangan.

Contoh : Nitrococcus


  1. Kelompok 13 : bakteri penghasil metan (metanogenik)

Ciri-ciri :

  • Autotrofik atau heterotrofik.

  • Morfologi sel : bola, batang, spiral.

  • Motil karena flagella kutub atau nonmotil.

  • Gram positif atau gram negatif.

  • Anaerobic.

  • Beberapa spesies termofilik.

  • Habitat di saluran gastrointestinal pada hewan, endapan pada lingkungan akuatik dan limbah.

Contoh : Methanospirillum.


  1. Kelompok 14 : kokus gram positif

Ciri-ciri :

  • Morfologi sel :kokus terdapat tunggal atau berpasangan, dalam rantai, paket, atau gerombol.

  • Nonmotil.

  • Gram positif.

  • Anaerobic fakultatif atau mikroaerofilik.

  • Heterotrofik.

  • Habitat di tanah, air tawar, kulit, dan selaput lendir pada binatang berdarah panas termasuk manusia.

  • Patogenesitas.

Contoh : Sarcina


  1. Kelompok 15 : batang dan kokus pembentuk endospora

Ciri-ciri :

  • Morfologi sel : batang.

  • Motil karena flagella atau nonmotil.

  • Reaksi gram : kebanyakan gram positif.

  • Aerobic, anaerobic fakultatif, anaerobic, atau mikroaerofilik.

  • Endospora.

  • Habitat di tanah, air, lingkungan akuatik, saluran pencernaan hewan dan manusia.

  • Patogenesitas.

Contoh : Sporosarcina


  1. Kelompok 16 : bakteri gram positif tak membentuk spora

Ciri-ciri :

  • Morfologi sel : Basilus terdapat tunggal atau dalam rantai.

  • Nonmotil.

  • Gram positif.

  • Anaerobic atau anaerobic fakultatif.

  • Habitat di produk persusuan, produk dari daging dan butiran, air, limbah, serta produk fermentasi, rongga mulut, vagina, serta saluran pencernaan makanan hewan termasuk manusia.

Contoh : Lactobacillus.


  1. Kelompok 17 : aktinomisetes dan organisme yang sekerabat

Ciri-ciri :

  • Morfologi sel sangat beragam dan pleomorfik, bentuk batang tak beraturan,filament, dan filamen bercabang, struktur miselium.

  • Nonmotil.

  • Gram positif.

  • Aerobic, anaerobic, atau anaerobic fakultatif.

  • Habitat di tanah, lingkungan akuatik, air, dan binatang serta manusia.

  • Patogenesitas.

contoh : Mycobacterium tubercolosis.


  1. Kelompok 18 : riktesia

Ciri-ciri :

  • Morfologi sel :batang pendek, atau lonjong.

  • Gram negatif.

  • Nonmotil.

  • Parasit obligat intraselular ( kultivasi laboratories dalam system kultur jaringan atau hewan).

  • Habitat di serangga pembawa, burung, dan mamalia terasuk manusia.

  • Patogenesitas.

Contoh : Chlamydia. Rickettsia prowazekii, Chlamydia trachomatis, Coxiella burnetii.


  1. Kelompok 19 : mikoplasma

Ciri-ciri :

  • Morfologi sel : tidak ada dinding sel sejati, kandungan sel terbungkus oleh membrn berlapis 3 yang tak kaku.

  • Nonmotil.

  • Gram negatif.

  • Anaerobic fakultatif.

  • Habitat di selaput lendir saluran pernafasan dan saluran alat kelamin bawah.

  • Patogenesitas.

Contoh : koloni mycoplasma molare, Mycoplasma mycoides, M. homonia, M. orale, Acholeplasma, Spiroplasma




  1. PENAMAAN BAKTERI

Di dalam biologi terdapat ketentuan dalam memberi nama suatu spesies. Carolus Linnaeus memberi nama spesies dengan dua kata yan diambil dari bahasa Latin atau dilatinkan. Pemberian nama dengan dua kata itu dikenal dengan istilah binomial nomenklatur. Ketentuan penamaan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Nama spesies terdiri dari dua kata dalam bahasa Latin atau kata yang dilatinkan.

  2. Nama pertama menunjukan nama genus, oleh sebab itu huruf pertama menggunakan huruf kapital.

  3. Nama kedua merupakan nama spesifik atau penunjuk jenis yang huruf awalnya ditulis dengan huruf kecil.

  4. Nama spesies dicetak miring atau digaris bawah, atau dicetak dengan huruf yang berbeda dengan teks yang lain. Tujuan dicetak miring atau diberi garis bawah adalah agar nama-nama itu mudah terbaca di dalam teks.

  5. Nama ilmiah yang lengkap perlu mencantumkan nama penulis (nama keluarga atau singkatannya). Penulis adalah orang yang pertama kali memberi nama, mendeskripsikan, dan menerbitkan publikasi tentang organisme tersebut.

Sebagai contoh kita ambil Streptococcus lactis, yaitu yang terkenal sebagai pengasam susu. Bakteri ini termasuk :

  1. Dunia (Regnum) - Tumbuhan

  2. Divisi - Protophyta

  3. Klas - Schizomycetes

  4. Ordo - Eubacteriales

  5. Sub-ordo - Eubacteriineae

  6. Famili - Lactobacteriaceae

  7. Sub-famili - Streptococceae

  8. Genus - Streptococcus

  9. Spesies - lactis

------------------------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2008.Bakteri - Ciri ciri, Struktur, Perkembangbiakan, Bentuk dan Manfaatnya.http://www.w3c.org/TR/1999/REC-html401-19991224/loose.dtd.Diakses tanggal 15 Februari 2009.

Dwidjoseputro, Prof. DR. D, 2005. Dasar – Dasar Mikrobiologi, Djambatan, Jakarta.

Pelczar Jr, Michael J danChan,E. C. S, 2008. Dasar – Dasar Mikrobiologi 1, UI-Press, Jakarta.

Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi untuk SMA. Erlangga, Jakarta.

Yulneriwarni, 2008. Klasifikasi Bakteri (Mikrobiologi). http://maliyuri.blogspot.com/2008/03/02-klasifikasi-bakteri-mikro-dasar.html. Diakses tanggal 15 Februari 2009.